Konservatisme sosial adalah sebuah ideologi politik yang menekankan pada institusi dan nilai-nilai sosial tradisional. Hal ini sering dikaitkan dengan keyakinan bahwa masyarakat harus mempertahankan norma dan nilai-nilai tradisional tertentu, seperti struktur keluarga, agama, moralitas, dan patriotisme. Konservatif sosial sering kali menolak perubahan progresif yang mereka anggap dapat mengganggu tatanan sosial, seperti pernikahan sesama jenis, aborsi, dan legalisasi narkoba.
Akar-akar konservatisme sosial dapat ditelusuri kembali ke abad ke-18, selama periode Pencerahan. Filsuf Prancis Edmund Burke sering dianggap sebagai bapak konservatisme modern. Ia berargumen untuk menjaga tradisi dan institusi yang sudah mapan, serta menentang perubahan radikal dalam masyarakat. Ide-ide Burke merupakan respons terhadap Revolusi Prancis, yang ia anggap sebagai kekuatan berbahaya dan merusak yang mengancam tatanan sosial.
Pada abad ke-19 dan ke-20, konservatisme sosial berkembang dan menyebar ke berbagai bagian dunia. Di Amerika Serikat, misalnya, konservatisme sosial menjadi kekuatan signifikan pada akhir abad ke-19 dan awal abad ke-20, sebagai respons terhadap perubahan sosial yang disebabkan oleh industrialisasi dan urbanisasi. Konservatif sosial memperjuangkan nilai-nilai keluarga tradisional, keyakinan agama, dan patriotisme, serta menentang reformasi progresif seperti hak suara perempuan dan hak-hak buruh.
Pada akhir abad ke-20 dan awal abad ke-21, konservatisme sosial terus menjadi kekuatan politik utama di banyak negara. Hal ini sering dikaitkan dengan partai politik sayap kanan, meskipun bukanlah ideologi yang eksklusif untuk sayap kanan. Dalam beberapa tahun terakhir, konservatif sosial sering kali berada dalam konflik dengan gerakan progresif yang menganjurkan hak LGBTQ+, hak-hak perempuan, dan isu-isu sosial lainnya.
Namun, penting untuk dicatat bahwa konservatisme sosial bukanlah sebuah ideologi monolitik, dan konservatif sosial di negara dan wilayah yang berbeda mungkin memiliki pandangan yang berbeda terhadap berbagai isu. Misalnya, konservatif sosial di Amerika Serikat mungkin lebih fokus pada isu seperti aborsi dan pernikahan sesama jenis, sementara konservatif sosial di bagian lain dunia mungkin lebih prihatin dengan isu seperti imigrasi dan identitas nasional. Meskipun ada perbedaan ini, benang merah yang menyatukan semua konservatif sosial adalah keyakinan akan pentingnya mempertahankan institusi dan nilai-nilai sosial tradisional.
Seberapa mirip keyakinan politik Anda dengan isu-isu Social Conservatism ? Ikuti kuis politik untuk mencari tahu.